1. Jelaskan dengan contoh “penggunaan bahasa
indonedia secara baik dan benar!”
Bahasa yang baik adalah bahasa
yang sesuai dengan situasi.Sebagai alat komunikasi, bahasa harus dapat efektif
menyampaikan maksud kepada lawan bicara. Karenanya, laras bahasa yang dipilih
pun harus sesuai.
Ada lima laras bahasa yang dapat
digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat keformalannya, ragam
tersebut dibagi sebagai berikut.
- Ragam beku
(frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan
keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara
pernikahan.
- Ragam resmi
(formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat resmi,
dan jurnal ilmiah.
- Ragam
konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada
transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di
pasar.
- Ragam santai
(casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang
yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
- Ragam akrab
(intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab
dan intim.
Bahasa yang benar adalah bahasa
yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk bahasa baku tertulis
maupun bahasa baku lisan. Ciri-ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut.
- Penggunaan kaidah
tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang baku: acara
itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.
- Penggunaan
kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan bukan
duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.
- Penggunaan ejaan
resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah
ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.
- Penggunaan lafal
baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang
sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal
yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya:
/atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan
/kalo/.
- Penggunaan kalimat
secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia
itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan
pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai
maksud aslinya.
Dari semua ciri bahasa baku
tersebut, sebenarnya hanya nomor 2 (kata baku) dan nomor 4 (lafal baku) yang
paling sulit dilakukan pada semua ragam. Tata bahasa normatif, ejaan resmi, dan
kalimat efektif dapat diterapkan (dengan penyesuaian) mulai dari ragam akrab
hingga ragam beku. Penggunaan kata baku dan lafal baku pada ragam konsultatif,
santai, dan akrab malah akan menyebabkan bahasa menjadi tidak baik karena tidak
sesuai dengan situasi.
Jika saya perhatikan, semakin
tidak benar bahasa saya sewaktu menulis atau berbicara, berarti semakin akrab
hubungan saya dengan lawan bicara saya.Maaf, Mas Amal, saya belum bisa memenuhi
imbauan untuk menggunakan bahasa yang benar di seluruh kicauan saya.Tapi saya
usahakan untuk menggunakan bahasa yang baik.
Bahasa Yang Baik Penggunaan
bahasa yang baik ( sesuai aspek komunikatif ) adalah sesuai dengan sasaran
kepada siapa bahasa tersebut di sampaikan . Hal ini harus disesuaikan dengan
unsur umur , agama, status sosial , lingkungan sosial ,dan sudut pandang khalayak
sasaran kita .Bahasa yang Benar Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah
, yaitu peraturan bahasa ( tata bahasa , pilihan kata, tanda baca , dan ejaan
). Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam
bahasa yang seras dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa
yang betul. Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam
bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang
diucapkan bahasa yang baku. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai
beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi
dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa
Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini
sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian
bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti
interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa
disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa
yang digunakan menjadi tidak baik. Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan
menggunakan bahasa yang baku Contoh :
Apakah kamu ingin menyapu rumah
bagian belakang ?
Apa yang kamu lakukan tadi?
Misalkan ketika dalam dialog
antara seorang Guru dengan seorang siswa
Pak guru : Rino apakah kamu sudah
mengerjakan PR?
Rino : sudah saya kerjakan pak.
Pak guru : baiklah kalau begitu,
segera dikumpulkan.
Rino : Terima kasih Pak
2. Berikanlah contoh fungsi bahasa sebagai
alat komunikasi di dunia pendidikan
Pendidikan bahasa Indonesia
mempunyai peranan yang penting di dalam dunia pendidikan. Seperti yang kita
ketahui bahwa sehari-hari kita menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat
komunikasi. Oleh karena itu, kita harus mempelajari ilmu pendidikan tentang
bahasa. Agar kita dapat belajar dan mengetahui bagaimana cara kita menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Terutama bagi calon pendidik,
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia memang sangat penting. Karena ketika
seorang pendidik memberikan pengajaran kepada anak-anak didiknya, ia harus bisa
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Apabila seorang pendidik
menggunakan bahasa yang kurang baik, maka akan dicontoh anak-anak didiknya.
Fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi di dunia pendidikan ialah penyampaian makna atau engetahuan oleh
seseorang kepada orang lain. Fungsi bahasa dapat diartikan sebagai fungsi untuk
menjelaskan suatu informasi atau materi pelajaran yang terkait secara
kontekstual. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat memenuhi
kebutuhan akan bahasa yang seragam dalam pendidikan di Indonesia. Adapun itu
juga, bahasa Indonesia dalam pemakaiannya telah berkembang pesat dan sudah
tersebar luas. Sehingga pemakaian bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan bukan
hanya terbatas pada bahasa pengantar, akan tetapi bahan-bahan ajar juga memakai
bahasa Indonesia. Dalam konteks ini bahasa Indonesia adalah bahasa yang membuka
jalan bagi kita menjadi anggota yang seutuhnya dari bangsa Indonesia.